Selasa, 28 April 2015

Let's Eat 2 Episode 5 part 1



Dae Young berhasil memadamkan api dari kota surat itu, dan bertanya apakah Nenek Lee dan Soo Ji baik-baik saja? Untunglah api nya tidak besar, tapi Soo Ji penasaran dari mana datangnya api itu? 

Tiba-tiba seseorang turun dari atas dengan hanya menggunakan setelan tidurnya. Dae Young dan Soo Ji sama-sama kaget melihatnya, siapa pria itu? Pria itu adalah Joo Seung, penghuni atap. Joo Seung yang kaget langsung kabur lagi ke atap. Dae Young tidak membiarkannya begitu saja, dia mengejar Joo Seung ke hingga ke atap sementara Nenek Lee panik melihat hal itu. 



Dae Young berhasil menangkan Joo Seung dan bersiap untuk memukulnya, dia bertanya, “Siapa Kau? Mengapa kau lari setelah rumah kami terbakar?” Joo Seung mengelak, bukan dia yang membakarnya. Dae Young tetap curiga karena Joo Seung tertangkap di TKP, mengapa dia mencoba untuk menyangkalnya.


Nenek Lee dan Soo Ji tiba di atap. Nenek sangat panik melihat Dae Young yang mencoba memukul Joo Seung, dia segera menghentikan Dae Young dan berkata untuk melepaskannya. Nenek Lee akhirnya berkata jika Joo Seung adalah orang yang tinggal di atap.

Soo Ji dan Dae Young sama kagetnya, selama ini Soo Ji tidak pernah melihat pria itu. Nenek Lee menjelaskan, karena pemilik villa belum mendapat ijin untuk menyewakan ruangan yang ada di atap, jadi dia menyuruh Joo Seung untuk tinggal disana secara diam-diam untuk sementara waktu.  Nenek Lee membantu Joo Seung bangun dan bertanya apakah dia terluka? Joo Seung menggeleng sementara Soo Ji saling berpandangan… mereka berdua merasa bingung.

Peristiwa kebakaran di Villa Sejong diselidiki polisi dan hasilnya ada punting rokok di kotak surat. Polisi meminta Ahjuma Kim untuk memberitahu mereka jika ada orang di curigai. Setelah polisi pergi, Ahjuma Kim memberitahu Dae Young, Soo Ji dan Nenek Lee tentang penyebab kebakaran tersebut. Ahjuma Kim mencurigai anak-anak SMA yang menggaunggu Joo Wan tempo hari yang melakukannya, tapi Dae young memintanya jangan berasumsi dulu karena belum ada bukti. Ahjuma Kim tetap curiga, lagi pula polisi akan memeriksa ke Sekolah mereka untuk mencari tahu.

Soo Ji mengambil kesempatan karena kejadian ini, jika Ahjuma Kim memasang CCTV seperti permintaannya pasti pelakunya akan segera ditangkap dengan bukti yang tidak perlu di konfirmasi lagi. Soo Ji kemudian mengungkit tentang Joo Seung, si penghuni atap. Bukankah itu tindakan illegal membiarkan seseorang tinggal ruangan yang ada di atap tanpa ijin? Ahjuma Kim panik dan mencoba mengelak, Soo Ji terus mendesak bahwa dia sudah tahu semuanya tentang Ahjuma Kim yang memberikan uang sewa murah dengan tidak mengajukan pemberitahuan pindahnya.

Saat Ahjuma Kim masih mengelak, Nenek Lee mengaku bahwa dia sudah mengatakan semuanya pada Soo Ji dan Dae Young. Karena kebakaran semalam, Joo Seung keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam dan kaosnya, jadi Nenek Lee tidak bisa mengelak lagi. Soo Ji jadi semakin sinis karena sebelumnya Ahjuma Kim menuduhnya sebagai pencuri sehingga dia tidak bisa pergi kea tap, padahal Ahjuma Kim sedang menyembunyikan aktifitas ilegalnya. 

Ahjuma Kim mengakui kesalahannya, dia pun minta maaf dan memohon pengertian. Selama 3 bulan menyewakan atap, Ahjuma Kim tidak mendapatkan banyak uang kok, sewa per bulannya hanya 200 dolar. Ahjuma Kim berjanji akan segera melaporkan keberadaan Joo Seung karena merasa khawatir. Dae Young mendukung hal tersebut, sebaiknyas segera dilaporkan daripada harus membayar denda dan mendapat surat teguran.

Tapi yang menjadi prioritas Ahjuma Kim saat ini adalah menangkap pelaku kebakaran kotak surat di Villa Sejong. Dia sangat pusing saat ini, belum lagi masalah Joo Wan yang dibully. Rasanya dia tidak bisa hidup. Ahjuma Kim pamit untuk mulai menyelesaikan masalahnya.

Nenek Lee kini merasa lega karena dia sudah tidak menyimpan rahasia tentang penghuni atap. Dae Young mengejek Soo Ji yang tampaknya sudah puas mengeluarkan kemarahannya pada Ahjuma Kim. Soo Ji mengelak dia melakukan itu karena tidak bisa membiarkannya begitu saja, Soo Ji sangat kesal dan menyebut Ahjuma Kim sebagai si mata duitan. Soo Ji masih bersikeras mengajak Dae Young dan Nenek Lee untuk mengajukan pemasangan CCTV, bukan itu saja mereka juga harus meminta kunci passcoded. Bukannya menyambut ide Soo Ji, Dae Young malah mengajak Nenek Lee masuk dan membiarkan Soo Ji sendirian.

Joo Seung mengamati keadaan dari balik tangga, saat melihat Dae Young, Nenek Lee dan Soo Ji masuk ke dalam Villa, dia segara lari ke atas. Nenek Lee berteriak agar Joo Seung tidak lagi berlari, Soo Ji juga setuju, bagaimanapun juga Joo Seung salah satu penyewa dan dengan semangat 45 dia mengajak Joo Seung menuntut hak mereka. Namun Joo Seung sudah menghilang, Nenek Lee berpikir Joo Seung sepertinya benar-benar pemalu. Akh padahal akan sangat menyenangkan jika mereka bisa memiliki hubungan yang hebat dengan tetangga. Karena Joo Seung tidak percaya diri, dia hiduo dengan menyedihkan, Nenek merasa kasihan padanya.

Sang Woo begitu terburu-buru pergi dari ruang meeting hingga bertabrakan dengan Soo Ji, “Aku minta maaf, penulis Baek, pikiranku berada di tempat lain” Soo Ji berkata tidak apa-apa padahal di dalam hatinya dia luar biasa bahagia karena Sang Woo kini memanggilnya Penulis Baek.

Hong In Ah malah mencurigai sesuatu tentang Sang Woo, dan dia mengatakan hal itu pada Soo Ji. Bahkan, hari ini bukan hari Jum’at mengapa Sang Woo begitu giat bekerja? Soo Ji membela Sang Woo, bukan kah itu sangat bagus jika dia begitu antusias. Tidak.. pasti ada yang salah. Hong In Ah menebak. Wanita. Sang Woo pasti punya seorang pacar. Soo Ji langsung cemas mendengarnya.

Ketika Sang Woo kembali ke ruang meeting, Hong In Ah pun memastikan kecurigaannya. Hong In Ah mencoba bertanya pada Sang Woo, tapi dia malah sibuk dengan ponselnya. Hong In Ah semakin curiga dan Soo Ji semakin cemas. Soo Ji lah yang akhirnya menyadarkan Sang Woo, jika Hong In Ah sedang memanggilnya. Hong In Ah pun bertanya apakah Sang Woo ada janji saat pulang kerja? Ini bukan hari Jum’at, tapi Sang Woo begitu giat bekerja. Sang Woo berkata dia memang ada janji.

Pancingan kedua, Hong In Ah minta menumpang ke Seoul pada hari Jum’at karena mobilnya sedang di bengkel. Sebenarnya suaminya sudah akan membelikan mobil baru untuknya, tapi dia tidak bisa mengendarainya karena dia adalah PNS. Dengan tenang Sang Woo berkata jika dia tidak akan pulang ke Seoul akhir pekan ini. Hong In Ah merasa heran bukan kah Sang Woo bilang Kota Sejong itu tidak menyenangkan? Itu benar, tapi… Sang Woo mulai berubah pikiran, ternyata Kota Sejong tidak membosankan seperti yang dia pikirkan.

Hong In Ah memberikan isyarat pada Soo Ji, ‘Kau lihatkan? Ini pasti karena wanita’ Soo Ji semakin cemas dan mulai panik, namun dia tidak bisa menunjukkannya di depan Sang Woo dan Hong In Ah.


Ahjuma Kim mengecek biaya pendaftaran ruangan di atap, dia kaget karena harus membayar denda 3000 dolar. Belum sempat berpikir apapun, Dae Young datang ke kantor Real estate dan membuatnya segera menutup Laptopnya. Ahjuma Kim bertanya apa yang membawanya datang kesana. Tidak ada yang istimewa, tapi Dae Young tampak bersemangat.  Ahjuma Kim curhat bahwa dia belum melaporkan tentang ijin tinggal Joo Seung di atap, dia harus bolak balik kantor polisi karena kasus kebakaran. Ternyata penyebabnya memang anak SMA yang waktu itu.

Dae Young merasa miris dengan perilaku anak-anak itu, namun kemudian dia mengeluarkan beberapa dokumen. Dae Young merasa semua ini karena kelalaiannya, jika Ahjuma Kim mendaftarkan gedung nya sejak awal, pastilah Ahjuma Kim akan mendapat kompensasi. Ahjuma Kim tahu arah pembicaraan Dae Young dan mencoba mengelak namun dengan sigap Dae Young pun bergerak.

“Aku tahu apartemen kita tidak memiliki alat pemadam kebakaran, sprinkler, atau bahkan alarm kebakaran. Tidak itu... kita hanya memiliki satu ruangan di lantai empat. Tidak perlu membawanya ke jalur hukum”

Ahjuma Kim merasa terjebak dan berkata bahwa meski Villa nya tidak memiliki peralatan tersebut itu bukanlah hal yang illegal. Dae Young tidak mengatakan itu illegal namun siapa yang menjamin bahwa kejadian itu tidak akan terulang? Dae Young menjanjikan, jika Ahjuma Kim mendaftarkan asuransi untuk Villanya saat ini, dia akan mendapatkan alat pemadam kebakaran sebagai hadiah. Ahjuma Kim tampaknya merasa tertarik dengan hadiahnya, dan Dae Young menambahkan mereka akan memberikan alat pemadam kebakaran yang besar.

Soo Ji merasa sangat cemas karena kemungkinan Sang Woo memiliki seorang pacar, saat mendengar suara Dae Young yang tiba di depan kamarnya dia segera keluar dan memanggil Dae Young dengan panik “Hei! Goo Dae Yeong!”

Dae Young yang sedang merasa gembira membalasnya dengan riang, “Baek Soo Ji, Hai!” Soo Ji merasa Dae Young sedang dalam suasan hati yang baik. Tentu saja dia baru saja menandatangani sebuah kontrak asuransi. Soo Ji mencibir Dae Young ternyata egois, Soo Ji sedang kalang kabut, Dae Young malah sibuk menjual asuransi.

Memangnya ada apa? Dae Young merasa bingung dengan sikap Soo Ji yang terlihat bad mood. Dengan lemas, Soo Ji berkata jika Sang Woo memiliki seorang kekasih. Bahkan mungkin dia sedang berkencan dengan wanita itu. Dae Young bingung, apa yang Soo Ji bicarakan? Sang Woo sejak tadi bersamanya. Soo Ji kaget mendengarnya. Dae Young menjamin jika Sang Woo tidak memiliki kekasih dan dia mengajak Dae Young bermain dengannya selama akhir pekan.

Soo Ji semakin kaget, apalagi kini Dae Young memanggil Sang Woo dengan sebutan ‘hyung.  Dae Young juga mengatakan jika mereka saling berkirim sms. Dae Young merasa Soo Ji tak percaya padanya dan akhirnya menunjukkan buktinya dengan menujukkan ponselnya yang memperlihatkan isi percakapannya bersama Sang Woo di sms. Soo Ji menatap ponsel itu dengan kaget dan takjub

“Apa ini... kalian sudah sedekat ini? Wow! Batu loncatan! Sepertinya kalian berdua bahkan menonton film, bekerja, dan makan bersama-sama”  Soo Ji terpana membaca isi percakapan Dae Young dan Sang Woo. Dae Young merasa bangga dengan semua itu, namun Soo Ji malah dibakar amarah.

“Kau bajingan! Kau seharusnya membuat Aku berkencan dengan dia!?”  tuduhnya kesal sambil menarik kerah pakaian Dae Young. Melihat amarah Sooji,  Dae Young mencoba menenangkannya dengan berkata jika dia sedang memikirkan cara agar Soo Ji dan Sang Woo bisa menghabiskan waktu bersama di akhir pekan ini. Soo Ji langsung tertarik mendengarnya sementara Dae Young meminta Soo Ji melepaskan kerahnya.

Nenek Lee datang dan merasa senang melihat mereka ada di luar, Nenek mengajak Soo Ji dan Dae Young untuk makan malam bersama di atap. Nenek akan membuat sup ayam gingseng, Soo Ji langsung menelan air ludahnya saat mendengarnya. Nenek takjub dan berkata suara air liur Soo Ji bisa meruntuhkan Villa mereka. Dae Young sangat setuju dengan hal itu, hahaha.

Nenek teringat jika Soo Ji tidak makan banyak karena diet kan? Soo Ji mengatakan itu tidak masalah selama dia hanya makan satu kali dalam satu hati. Soo Ji bahkan berbaik hati membawakan kompor yang dibawa Nenek dengan penuh semangat.

Tiba di atap, Nenek mempersiapkan panci untuk memasak Ayam ginseng nya kemudian meminta Dae Young mengambilkan bumbu di gentong dan meminta Soo Ji memetik paprika yang dia tanam di atap sementara itu Nenek Lee masuk ke kamar Joo Seung untuk membawanya keluar agar mau makan malam bersama mereka. Kini Joo Seung tidak perlu lagi bersembunyi.

Nenek membawa Joo Seung duduk bersama Soo Ji dan Dae Young dan memperkenalkannya sebagai Lee Joo Seung yang sedang belajar untuk ikut ujian PNS. Dae Young dan Soo Ji pun memperkenalkan diri masing-masing namun mendapatkan tanggapan tak antusias dari Joo Seung.

Soo Ji merasa heran bagaimana Joo Seung bisa hidup tanpa terlihat oleh orang lain? Nenek berkata itu karena dia terjebak di dalam kamarnya sepanjang hari untuk belajar. Dia keluar untuk beberapa keperluan di malam hari, jadi tidak ada kesempatan untuk bertemu satu sama lain.

Dae Young bertanya berapa umur Joo Seung? 30 tahun. Huah… Nenek Lee juga sepertinya baru tahu dan dia tampak kaget, Soo Ji merasa takjub karena Joo Seung terlihat begitu muda. Pasti itu karena Joo Seung tidak makan dengan baik ya? Setiap hari hanya makan ramen, padahal Nenek menyiapkan banyak makanan untuknya. Sepertinya Nenek memperlakukan Joo Seung seperti anak sendiri, akh… itu karena Nenek Lee merasa sangat kasihan padanya. Untuk orang-orang muda, belajar adalah hal penting tapi mereka juga harus menjaga kesehatan mereka.

Sebenarnya, Dae Young memperhatikan ekspresi wajah Joo Seung yang sedikit aneh baginya, namun dia tidak mengungkit hal itu, apalagi Nenek Lee juga meminta dia dan Soo Ji agar berhubungan baik dengan Joo Seung, mengobrol dan juga makan bersama-sama dengan nyaman.

Ayam ginseng sudah matang! Nenek membuka panci membuat Dae Young dan Soo Ji sangat bersemangat. Nenek memberikan daging ayam yang besar dan lezat untuk Dae Young dan Joon Seung, namun Soo Ji hanya mendapatkan potongan leher dari Nenek yang menurutnya tidak banyak orang yang tahu jika leher ayam itu sangat nikmat. Soo Ji tampak kecewa, apalagi Dae Young malah berkata dia iri pada Soo Ji, heu..

Dae Young menikmati ayam nya dengan nikmat, dia memuji kelezatan rasa ayam itu dan mencampurnya dengan kimchi dan juga cabai. Saat Ayam dihidangkan di atas meja, Soo Ji akhirnya bisa merasakan kenikmatan daging Ayam ginsengnya, bukan hanya leher ayam semata, dia sangat menikmati Ayam tersebut dan merasa sangat bahagia memakannya.

Joo Seung yang tadinya biasa saja pun akhirnya menikmati juga makanannya setelah Nenek Lee membawa kimchi baru untuk teman makan Ayam dan menyuapi Joo Seung, lama-lama Joo Seung tersenyum setelah merasakan lezatnya makan malamnya hari ini. Nenek berpesan pada Joo Seung agar tidak pilih-pilih makanan lagi dan mulai mengkonsumsi makanan sehat.

Soo Ji benar-benar menikmati Ayam ginseng itu, sampai-sampai dia memberikan tanda hati dengan tangannya pada Nenek Lee yang sudah membuatnya merasakan Ayam ginseng seenak itu. Tak lupa menuangkan kaldu Ayamnya ke dalam piring kecil dan mulai meminumnya dengan nikmat seolah dia tidak pernah merasaka itu sebelumnya.

Nenek Lee berkata hanya ada satu ginseng yang dia pakai, bagaimana ini? Dae Young mengalah dan berkata untuk memberikannya pada Joo Seung saja. Selain itu, Ginseng yang dimasak terlalu lama sudah tidak berkhasiat lagi. Soo Ji tidak setuju dengan perkataan Dae Young.

Menurut Soo Ji makan gingseng akan lebih pas jika dimakan dengan Ayam karena Ayam membantu menyeram komponen saponin ginseng dan ginseng akan menghilangkan bau Ayam. Tapi menurut pendapat Dae Young, komponen saponin ginseng malah sudah berbaur kedalam sup jadi ginseng yang dimasak terlalu lama telah kehilangan gizinya.

“Apa Kau memeriksa komponen sup? Apa Kau memeriksa komponen ginseng? Apa yang akan Kau lakukan jika ginseng ini masih memiliki beberapa nutrisi yang tersisa di dalamnya?” Soo Ji bersikeras. Dae Young tidak ingin kalah dan berkata dia sudah memeriksanya. Kapan? Kemarin!

Nenek Lee tidak mempedulikan perdebatan Dae Young dan Soo Ji, dan memberikan ginseng itu pada Joo Seung, tapi Joo Seung menolak karena itu pahit. Joo Seung mempersilahkan Soo Ji untuk mengambil ginseng itu. dengan senang hati Soo Ji mengambil ginseng itu dan tanpa pikir panjang memakan ginseng itu dengan bahagia.

Malah Nenek Lee yang tidak bahagia melihat tingkah Soo Ji, “Ada yang lebih tua disini. Lihatlah Kau memakannya tanpa menawarkannya padaku”  mendengar keluhan Nenek Lee, Soo Ji langsung berhenti makan ginseng, apalagi Nenek Lee berkata, “Yaa, baiklah... seseorang yang besok akan mati sepertiku tidak perlu makan makanan sehat, kan?” Soo Ji langsung tersedak setelahnya, sepertinya itu adalah jebakan Nenek Lee pada mereka bertiga ;p. Dae Young hanya diam saja, sementara Joo Seung tampak mencari-cari minum untuk Soo Ji

Akhirnya mereka semua melanjutkan makan hingga perut mereka merasa kenyang dan matahari hampir tenggelam. Semua orang menikmati makan malam hari ini, Dae Young memuji masakan Nenek Lee dan Soo Ji memuji Kimchi buatan Nenek Lee, Kimchi terenak yang pernah dia rasakan. Nenek Lee tertawa senang dan berkata Soo Ji boleh membawa sekotak Kimchi untuknya. Soo Ji langsung berterima kasih dengan gembira mendengarnya.

Saat matahari telah tenggelam, Dae Young dan Soo Ji keluar dari Villa. Soo Ji mengeluh tadinya dia akan makan sedikit saja tapi akhirnya makan banyak, apakah dia terlihat buncit karena banyak makan? Soo Ji mulai panik dan berpikir untuk kelaparan hingga mendapatkan Sang Woo.

Dae Young tidak menanggapi ocehan Soo Ji dan malah mempertanyakan tentang Joo Seung, bukan kah ada sesuatu yang aneh tentang dia? Soo Ji tidak melihat hal itu. Karena Joo seung mengunci diti di kamar sepanjang haru di kamar untuk belajar, dia tidak terbiasa berada di sekitar orang-orang. Tidak semua orang memiliki daya tarik seperti Dae Young.

Soo Ji malah curiga, “Apa Kau mungkin cemburu karena Nenek tampaknya memperhatikannya?” Dae Young meminta Soo ji berhenti mengatakan hal tidak masuk akal, tapi Soo Ji tetap menggodanya, hingga Dae Young berkata, “Aku akan bertemu dengan Sang Woo pada akhir pekan: Hanya kami berdua” Soo Ji langsung minta maaf dan merapikan pakaian Dae Young, tapi itu tidak cukup, Dae Young minta dibelikan eskrim juga. Soo Ji hanya bisa bengong, setelah makan begitu banyak, Dae Young masih ingin makan es krim?

Akhirnya Soo Ji membawa Dae Young ke toko yang agak jauh dari Villa mereka. Mengapa Soo Ji membawa Dae Young kesana? Karena di toko tersebut ada diskon 50% untuk semua jenis es krim. Soo Ji mengambil dua bungkus es krim yang sama dan menunjukkannya pada Dae Young, “Ta-Da!” Dae Young tampak takjub melihat es krim tersebut. Itu adalah es krim yang sering mereka makan saat masih kecil, Soo Ji menemukan beberapa waktu yang lalu.

Soo Ji juga merasa takjub sendiri, dulu dia sering mengkonsumsi es krim itu 10 tahun lalu. Dae Young langsung nyeletuk, “Saat kau menjadi Baek Dweaji?” lalu tertawa. Soo Ji langsung mengubah ekspresi dan suaranya, “Ya! Itulah sebabnya Aku tidak bisa makan karena dietku, Kau makan saja. Jadi aku bisa ikut merasakannya” Soo Ji menyodorkan sebungkus eskrim pada Dae Young dan memasukan yang satunya.

Ahjuma Kim keluar dari toko tersebut, dia sedang berkeliling ke semua toko di daerah mereka untuk memberitahu mereka agar tidak menjual rokok pada anak dibawah umur. Ahjuma Kim tampak terburu-buru dan segera pamit karena harus pergi ke toko lain. Soo Ji masih saja kesal dan setelah Ahjuma pergi kembali mengungkit tentang CCTV, Dae Young menyarankan Soo Ji segera membayar es krim nya saja.

Ahjuma Kim tiba di minimarket tempat Hye Rim bekerja sambilan dan berkata ada yang harus dia diskusikan dengan Hye Rim. Dengan gaya sok bossy, Ahjuma Kim berkata untuk tidak menjual rokok dan minuman beralkohol pada anak dibawah umur.

Tentu saja, Hye Rim sudah melakukan hal itu. Tapi tetap saja ada toko yang memberikannya, Ahjuma Kim tidak tahu dimana, mereka menjual rokok pada anak SD, apakah itu di toko ini? Toko lain tahu wajah anaknya, jadi mereka tidak mungkin menjual itu padanya. Hye Rim menyangkal, dia tidak pernah melakukan hal itu karena dia selalu mengecek kartu identitas pembeli saat dia menjual rokok. Yah.. Bagaimanapun Ahjuma Kim tidak bisa mengatakan apa-apa karena dia hanya memiliki keyakinannya.

Terlepas dari masalah penjualan rokok, Ahjuma Kim malah kaget melihat cara berpakaian Hye Rim yang belahan dadanya hampir terlihat dan dia juga menggunakan celana super pendek. Ahjuma Kim protes tentang cara berpakaian Hye Rim. Apa yang akan para siswa pikirkan ketika datang ke toko itu? Ahjuma Kim sudah begitu khawatir dengan banyaknya girl band yang berpakaian seperti itu. Ahjuma Kim berkata jika Hye Rim berpakaian seperti itu, jika terjadi sesuatu yang buruk padanya dia tidak akan bisa membela diri.

Hye Rim jadi kesal dengan sikap Ahjuma Kim, “Ahjumma. Manajerku dan orang tuaku baik-baik saja dengan itu. Apa yang salah denganmu, Ahjumma? Dan apa maksudmu aku tidak akan bisa membela diri jika Aku diserang? Jadi, apa Kau mengatakan bahwa anak perempuan bertanggung jawab atas penyerangan seksual. Apa itu?”

Melihat Hye Rim malah meradang, Ahjuma Kim juga sama kesalnya, apalagi Hye Rim berani menatapnya dengan cara yang tidak sopan menurutnya. Dia merasa dia hanya harus mengatakan apa yang benar. Hye Rim makin kesal dan berkata setiap orang memiliki kebebasan untuk memakai apapun yang mereka inginkan. Ahjum Kim makin kesal mendengar Hye Rim berani berteriak padanya dan mengancam bahwa dia akan memberitahu para ibu-ibu di daerah itu untuk tidak datang ke minimarket tersebut.

Hye Rim tampaknya tidak takut. Dia malah menantang, lagi pula dia hanya pekerja sambilan, jadi tidak masalah baginya ada banyak pelanggan atau tidak, sama sekali tidak mempengaruhi gajinya. Malah akan lebih mudah baginya jika tidak ada pelanggan. Hye Rim kemudian mengusir Ahjuma Kim jika tidak akan membeli apapun.

Dae Young sedang memikirkan dimana dia harus mempertemukan Soo Ji dan Sang Woo secara kebetulan sambil memakan es krimnya dan Soo Ji sibuk melakukan sit up. Soo Ji berkata merasa tidak enak karena menyerahkan semua masalah kencannya pada Dae Young, jadi dia pun mulai memikirkan hal itu. Ada tempat dimana semua orang di Kota Sejong berkumpul, Jadi bahkan jika meraka bertemu satu sama lain akan terlihat seperti kebetulan dan tidak akan mencurigakan, hanya ada satu tempat yang seperti itu.

Dimana?  Jo Chun Byun. Bunga Sakura sedang bermekaran saat ini. Dae Young merasa itu ide yang bagus, musim semi dipenuhi bunga sakura, suasananya sangat mendukung. Itu bagus, Dae Young setuju pergi ke Jo Chun Byun dan meminta Soo Ji berpura-pura kebetulan bertemu dengan dia dan Sang Woo disana.

Tapi… Soo Ji punya ide lain. “Bagaimana kalau kita bertemu di sebuah restoran di sebelah Jo Chun Byun?” Dae Young merasa heran, bukan kah Soo Ji sedang diet dan menghindari makanan?

“Aku tidak akan makan. Sementara Kau dan Sang Woo makan siang, Aku akan berpura-pura bertemu dengannya ketika aku sedang melakukan riset pemasaran. Maka aku akan terlihat seperti wanita professional yang rajin dimatanya dan menaikan rasa tertariknya padaku. Setelah itu secara natural mereka bisa pergi ke Jo Chun Byun”

Soo Ji sudah membayangkan idenya dengan penuh suka cita. Namun reaksi Dae Young hanya diam saja, menatap aneh pada Soo Ji dan pemikirannya. Soo Ji merasa khawatir, apakah ide itu konyol. Yah… apa sih yang dia tahu?

Namun ternyata Dae Young malah takjub dengan ide Soo Ji itu, dia menepuk kepala Soo Ji dan memujinya jika Soo Ji kini sudah memiliki perasaan yang lebih baik tentang berkencan. Dae Young langsung mengambil ponselnya dan menelpon Sang Woo, di belakangnya Soo Ji langsung antusias saat mendengar Dae Yung memanggil Sang Woo dengan sebutan Hyung.

Dae Young mengajak Sang Woo untuk pergi ke Jon Chun Byun di akhir pekan. Sang Woo yang sedang mempersiapkan makan malamnya dengan memanaskan makanan instan di microwave awalnya tidak setuju, mau apa mereka kesana? Lebih baik mereka pergi ke tempat lain, tapi Dae Young terus membujuknya hingga Sang Woo setuju dan mengusulkan mereka untuk bersepeda bersama disana. Jika Dae Young tidak punya sepedanya, dia akan meminjamkannya pada Dae Young.

Sang Woo kaget saat mendengar makanan di microwave nya meledak dan dia memaki terus menerus karena hal itu sambil bingung sendiri siapa yang akan membersihkan semua kekacauan itu, Argghh.. dia bingung sendiri dan berujung menutup microwave yang kotor dengan ceceran makanan yang tadi dia panaskan.

Dae Young memberitahu Soo Ji bahwa Sang Woo tampaknya suka naik sepeda, jadi Soo Ji juga harus pura-pura menyukainya juga. Soo Ji manut saja, tapi… Soo Ji punya pertanyaan… dia mengacungkan tangannya dengan antusias. Oh apakah itu tentang apa yang harus Soo Ji pakai besok? Dae Young baru saja akan berpikir, tapi bukan itu yang ingin ditanyakan Soo Ji.

“Bukan… Bagaimana cara naik sepeda?”

Dae Young kaget mendengar pertanyaan Soo Ji, apakah Soo Ji tidak bisa naik sepeda? Begitulah… Dae Young merasa heran, apa yang sudah Soo Ji lakukan selama ini, tidak tahu tentang cara berkencan, bahkan tidak belajar bagaimana naik sepeda? Soo Ji membela diri, Dia tidak belajar bukannya tidak mau. 
 
Tapi karena dia gemuk Soo Ji berpikiran pantatnya tidak akan cukup untuk duduk di sadel sepeda, jadi mungkin akan terlihat melayang di udara. Bayangkan berapa banyak orang yang akan tertawa karena hal itu.  Dae Young bingung,  siapa yang aka tertawa? Semua orang! Pandangan orang-orang pada orang gemuk adalah sama. Tidak semua orang seperti itu.

“Mengapa pandanganmu pada dunia begitu  berbeda?” Dae Young tak habis pikir, dan akhirnya Soo Ji menyalahkan Dae Young untuk semua itu. Jika Soo Ji tidak trauma saat masih kecil, dia tidak akan menjadi sekacau sekarang. Dae Young jadi merasa bersalah dan menyesal untuk hal tersebut, dan itula mengapa Dae Young membantu Soo Ji sekarang. Tapi… apakah mungkin Soo Ji bisa belajar naik sepeda dalam waktu 1 atau 2 hari saja?

Soo Ji sangat optimis, dia sudah kehilangan semua berat bdannya, Apakah Dae Young berpikir dia tidak belajar naik sepeda? Yang terpenting saat ini adalah mereka harus segera meminjam sepeda. Dae Young melihat sebuah sepeda di atap dan mengajak Soo Ji untuk membawanya agar Soo Ji bisa segera belajar naik sepeda.

Nenek Lee sedang mengobati memar di punggung Joo Seung yang dia dapat saat terjatuh dari tangga di hari terjadinya insiden kebakaran. Mengapa Joo Seung tidak mengatakannya sejak awal. Jika dia sakit, dia harus mengatakannya. Bagaimana bisa Joo Seung begitu tertutup.

Dae Young datang ke atap dengan terburu-buru dan bertanya apakah sepeda itu milik Joo Seong? Bukan, akh apakah Dae Young boleh meminjamnya?  Nenek berkata karena sepeda itu tidak ada pemiliknya, tidak masalah jika Dae Young memakainya. Dae Young segera membawa sepeda itu ke bawah.

Nenek berkata jika Joo Seung juga seharusnya ikut bersama Dae Young. Joo Seung tidak menggubris dan memilih masuk ke dalam kamarnya. Nenek pun berteriak dari luar agar Joo Seung jangan berbaring saja, sebaiknya dia turun dan ikut bersenang-senang.  Apa yang salah dengan Joo Seung, apakah itu karena belajarnya? Untuk sejenak Joo Seung perlu menutup bukunya dan pergi keluar untuk menghirup udara segar serta melakukan sedikit olah raga. Orang perlu berolah raga agar otak mereka berfungsi dengan baik.

Nenek mendengar percakapan Soo Ji dan Dae Young di bawajh dan pergi melihat mereka. Dae Young memberitahu Soo Ji jika sepeda itu tidak ada yang punya, Soo Ji terlihat senang dan mengajak Happy untuk ikut bersama mereka. Apakah Soo Ji memanggilnya Happy? Nenek Lee menamainya Dog. Begitukah? Soo Ji tidak mempermasalahkan hal itu dan tetap memanggil Happy saja. Soo Ji dan Dae Young juga Happy bergegas menuju tempat latihan bersepeda. Sementara Nenek yang menonton di atas sangat menyayangkan karena Joo Seung tidak bisa ikut bermain bersama mereka.

Dae Young mulai Soo Ji bersepeda di sebuah lapangan. Dae Young menggunakan konsep mandiri agar Soo Ji lebih mudah bisa, namun ini menuai protes dari Soo Ji, mengapa Dae Young tidak memegangi sepedanya? Dae Young pun bertanya apakah Soo Ji tahu apa yang dilakukan induk burung saat mengajarinya terbang? Memangnya apa? Dae Young mendorong sepda Soo Ji dan berkata “Dia hanya mendorong mereka dari tebing”

Soo Ji hampir hilang keseimbangan saat Dae Young tiba-tiba mendorongnya untuk saja tidak jatuh. Dae Young berkata, Soo Ji hanya perlu menggoes sepedanya. Itulah… Soo Ji terjatuh karena tidak bisa menyeimbangkan pedal dan menggoesnya. Dae Young memberikan tips jika Soo Ji harus menggoes pedal segera setelah dia menginjaknya. Soo Ji mempraktekan tips itu namun tidak berhasil. Dae Young merasa frustasi dan berkata sepertinya lebih mudah mengajari Happy.
 
“Apa Kau mau mati? Apa Kau membandingkan Aku dengan seekor anjing yang bahkan tidak dapat
mencakar seseorang dengan cakarnya?” Soo Ji merasa kesal karena Dae Young membandingkannya dengan Happy. Dae Young pun meminta Soo Ji memperhatikan baik-baik.

Dae Young memberi beberapa perintah pada Happy dan si anjing pintar itu langsung menurut pada Dae Young. Soo Ji takjub, kapan Dae Young mengajarinya? Sebenernya Dae Young hanya melatihnya sedikit saja, karena pemilik sebelumnya sudah melatih dia terlebih dahulu. Soo Ji semakin takjub saat Happy terus melakukan perintah yang Dae Young katakan, berputar, berguling bahkan menunduk, setelahnya Dae Young memberikan potongan Sosis untuk menghargai kepintaran Happy. Soo Ji malah hilang fokus dan ingin mencoba memberi perintah pada Happy.

“Happy, berguling” Tapi Happy malah menatap Soo Ji dan mendekatinya. Soo Ji meminta Happy untuk berguling tapi dia malah berputar, hahha. Soo Ji merasa sangat kecewa lalu berkata, “Happy… apakah kau sedang melakukan diskriminasi?” Dae Young lelah dengan tingkah Soo Ji mengapa dia tidak melakukan latihan bersepedanya saja?

Dae Young menunjukkan sepotong sosis dan berkata, Dia akan memberikan Sosis itu jika Soo Ji datang padanya dengan bersepeda. Soo Ji bingung apa yang sedang Dae Young lakukan?

“Aku pikir Kau akan lebih baik jika Aku mengajarimu seperti yang Aku  ajarkan pada Happy. Aku berhasil mengajari anjing. Jadi, jangan kau pikir aku tidak bisa mengajari seseorang?”

Dae Young sangat bersemangat mengiming-imingi Sosis pada Soo Ji membuat Soo Ji merasa kesal karena Dae Young memperlakukannya seperti anjing

“Hei Sini” Dae Young memanggil Soo Ji dan mencoba berlari menjauhi Soo Ji agar Soo Ji mengejarnya.

Soo Ji mencoba menggoes sepedannya tapi  terus gagal dan terjatuh. Dae Young malah sibuk dengan ponselnya sambil memberikan beberapa tips pada Soo Ji, namun tetap saja Soo Ji jatuh lagi, jatuh lagi karena tidak menemukan keseimbangannya.  Saat Soo Ji terjatu Dae Young menyuruhnya untuk bangun, dia tahu sakitnya tidak seberapa.

Dae Young terus memaksa Soo Ji belajar mandiri untuk menemukan keseimbangan, setelah berkali-kali mencoba Soo Ji akhirnya menemukan keseimbangannya dan berhasil melakukan goesan pertamanya.  Naik sepeda adalah masalah kepercayaan. Soo Ji hanya harus berpegangan sejak awal. Setelah berhasil melakukannya Soo Ji merasa sangat takjub

“Oh! Mengagumkan. Hei, aku pasti jenius” Soo Ji bangga pada dirinya sendiri, bahkan dalam waktu yang relatif singkat Soo Ji sudah berhasil. Sebaiknya Soo Ji jangan salah paham,itu semua adalah karena Soo Ji menemukan guru yang hebat.

Dae Young kembali mengiming-imingi Soo Ji dengan sosisnya, “Baiklah, Soo Ji. Jika Kau mengendarainya sampai dirumah Aku akan memberikan sosis ini lagi. Ayo”  Soo Ji kesal karena Dae Young terus memperlakukannya seperti Anjing dan mencoba mengejar Dae Young dengan sepedanya, “Hei! Berhenti di situ ?! Jika Kau tertangkap Kau akan mati”

Tiba di jalan raya, Soo Ji mulai kepayahan menggoes sepedanya, sementara Dae Young memaksanya untuk menambah kecepatan. Saat Soo Ji sedang berusaha, datang sebuah motor yang menghilangkan keseimbangan Soo Ji dan membuatnya terjatuh.

Dengan sigap Dae Young menangkap Soo Ji dan tubuh mereka terjatuh ke sebuah mobil. “Dae Young-ah. Kau...” Soo Ji malah merasa bingung karena Dae Young menyelamatkannya. Namun fantasi Soo Ji rusak saat Dae Young mendorongnya dan mengatakan dia berat dan bau keringat. Dengan kesal Soo Ji bertanya, siapa yang meminta Dae Young melakukan itu? Dengan tenang Soo Ji berkata jika dia tidak menahan Soo Ji, maka Soo Ji akan menggores mobilnya.

Jadi… Dae Young sedang melindungi mobilnya dan bukan Soo Ji? Tentu saja, perbaikan mobilnya lebih mahal dari biaya RS untuk Soo Ji. Heu.. Soo Ji tampak sangat kecewa, dunia ini memang kejam. Dae Young malah mengambil kesempatan agar Soo Ji mengikuti asuransi, karena kecelakaan bisa tejadi di tempat tak terduga, bukan kah Soo Ji tidak memiliki asuransi.

Sigh, Soo Ji jadi kesal, “Apa Kau mau mati? Pergi dari hadapanku sekarang” Saat Soo Ji akan menggoes sepedanya lagi, dia bingung karena merasa sangat berat, ternyata Dae Young duduk di boncengannya. Dae Young merasa badannya remuk karena menyelamatkan Soo Ji tadi, jadi dia meminta Soo Ji memboncengnya saja sebagai ganti biaya RS. Soo Ji mencoba menggoes sepedanya dengan Dae Young di boncengannya, tapi sepeda itu tak bergerak sama sekali, Dae Young terlalu berat, hahaha…

Akhirnya Dae Young turun dan memilih jalan kaki saja. Soo Ji berkata akan belajar lebih rajin lagi, dan meminta Dae Young naik, tapi Dae Young menolak sambil berlalu dan Soo Ji mengikutinya di belakang dengan sepedanya.

Bersambung ke part 2

***

Maaf ya telat sekali, karena subnya yang agak terlambat, jadi aku kehilangan kesempatan menulis di akhir pekan. Part 2 nya mungkin baru nanti malam atau paling telat besok pagi aku posting.

Wah menu makanan kali ini, Ayam rebus kesukaan Solnan >.< eh? Seo Hyun Jin dan Ayam rebus ini sepertinya emang agak berjodoh, jadi teringat pada Solnan yang begitu gembira di beri hadiah Ayam oleh Teja saat lulus ujian ;p Jangan-jangan nih yah... Seo Hyun Jin emang seneng makan ayam^^

Soo Ji hebat sih yah, dalam semalam langsung lancar belajar naik sepedanya, memang yah kekuatan cinta mengalahkan segala halangan hahaha... Dan Dae Young, mulai melancarkan aksi sales asuransinya, Ahjuma Kim sudah terjebak, bahkan dia juga mencari kesempatan menawarkan asuransi pada Soo Ji, jadi teringat saat Dae Young begitu giat menawarkan asuransi untuk Bara-ssi pada Soo Kyung hahaha

*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

3 komentar:

  1. Bukan karena cinta. Tapi karena SWnim nya hehe

    BalasHapus
  2. Annyeong.. Aku suka deh baca postnya eonnie,slama ini silent reader :)
    jd inget Soo Kyung dehh kangen yak,kok ga dijelasin putusnya knpa yaa :')

    BalasHapus
  3. Annyeong.. Aku suka deh baca postnya eonnie,slama ini silent reader :)
    jd inget Soo Kyung dehh kangen yak,kok ga dijelasin putusnya knpa yaa :')

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^